Rabu, 26 Februari 2020

Dating When We're Young -A Story

Dating when we're young.
Pacaran selagi muda itu menyenangkan. Karena kita (well untuk ini dan selanjutnya kalau bukan kita setidaknya aku ah ya) tidak memperdulikan apapun selain diri kita sendiri. Hidup menjadi begitu sederhana karena kita masih menginginkan hal yang sederhana. Sekedar berkumpul bersama dengan minum kopi dan kesenangan murah sudah bisa membuat kita senang. 

Mungkin keinginan itu akan berbentuk seperti kurva ya. Awalnya selagi kita anak anak sampai dengan remaja, kita menginginkan hal yang sederhana, kiddo. Kemudian kita menginginkan hal lain yang lebih rumit dan memerlukan banyak waktu untuk tercapai setelah kita menjadi pemuda. Young man. Tapi terkadang kita bisa kehilangan kesabaran dan keinginan itu selamanya akan menjadi keinginan, atau terlupakan. Dan kalau kita sudah tua, yang diinginkan hanya berkumpul kumpul lagi. Well sejujurnya aku tidak tahu yang ini, karena aku belum tua. Tapi begitu adanya dari yang biasa aku dengar dari orang orang yang sudah berumur.

Hm, jadi apa hubungannya bahasan keinginan dengan pacaran waktu kita muda ya?
I don't really know about it exactly, tapi aku mau bercerita saja tentang apa yang aku rasakan dan alami. Sedikit saja. Bagi yang mengenalku secara pribadi, kalau aku bercerita tentang seorang gadis (setidaknya sampai dengan sekarang, Februari 2020) itu akan merujuk pada satu orang, Love of My Life. Aku nggak mau sebut namanya deh, karena kalau sampai dia membaca ini, mungkin dia akan merasa tidak nyaman. Maybe.

Awalnya aku bertemu dengan dia, Love of My Life, sewaktu aku menjadi mahasiswa di kursi kuliah. Kalau bangku untuk sekolah sampai SMA sepertinya ya, kalau kuliah pakai kursi mungkin. Hari itu, waktunya kami mendaftar keanggotaan wajib perpustakaan universitas. Yang sejujurnya tidak pernah kumasuki lagi sampai tiba waktunya aku perlu literatur untuk bahan skripsi. Atau pernah sekali ada acara kesana karena seminar unit kegiatan mahasiswa. Not fans of books.

Kembali ke cerita, waktu itu aku sedang mengisi form kertas untuk membuat kartu anggota sendirian, karena aku bukan orang yang berasal dari kota Bandar Lampung, kota tempat universitasnya. Dan teman teman dari SMA tidak banyak yang kuliah disana, kebanyakan mereka pergi ke Pulau Jawa, atau tidak melanjutkan kuliah sama sekali. Aku tidak berasal dari lingkungan yang kaya, tidak berkecukupan tapi cukup dengan usaha. I keep missing the point.

Aku duduk di meja lusuh bekas entah darimana dapatnya, bukan meja yang bagus, sambil mengerjakan form kertas itu. Sedang asyik mengerjakan, aku teralihkan dengan suara pintu terbuka dan disanalah pertama kali aku melihatnya. Sekarang aku tidak ingat apakah dia sendiri juga atau bersama temannya. Tapi aku akan selalu ingat betapa cutenya dia waktu itu. Dia memakai baju putih standar untuk mahasiswa baru dan rok hitam. standar untuk mahasiswa baru. Why Indonesia?

Dia membuka pintu dan berjalan langsung ke meja pendaftaran. Aku langsung menyukainya, love at first sight katanya ya. Dia tidak terlalu tinggi, tapi rata rata orang Indonesia. Rambutnya hitam dan lurus, ditambah dengan poni lurus kedepan ala orang Jepang yang dulu tenar, aku nggak tau apa nama modelnya sih. Kulit putih, chubby dan mata sipit yang cantik. Dia adalah gadis paling cantik yang pernah aku lihat. 

Aku menyukai gadis keturunan Tionghoa, entah kenapa I just like Chinese girl. Aku sebenarnya tidak memiliki tipe gadis yang aku sukai saat itu. Kalau sekarang, yang aku sukai adalah seperti Dia. Well I am bad at descripting people ya. Dan dia bukan chinese girl, sama sekali bukan, cuma mirip saja. But I like her.

Sebenarnya aku sudah beberapa saat selesai mengisi formnya, tapi aku menunggu waktu yang tepat untuk mengembalikannya. Kapan waktunya, setelah dia mengembalikan formnya karena aku ingin sekali tahu namanya. I wouldn't dare to talk with girl back then, aku nggak akan berani. Aku tidak bisa melihat dia menulis formnya dari tempatku duduk, dia ada di sudut lain yang terhalang pilar putih besar di tengah ruangan yang menjaga gedung perpustakaan ini berdiri. I hate that. Tapi waktu yang ditunggu akhirnya tiba, dia berjalan ke meja pendaftaran. Beberapa saat setelah dia disana, aku datang dan berdiri beberapa langkah dan aku tau namanya. Love of My Life. Aku tidak berani untuk melihat wajahnya dari dekat, padahal kami berdiri hanya beberapa langkah, mungkin akan ada yang bilang creepy, tapi itu yang terjadi waktu tu. 

Ditambah aku aku tau informasi tambahan. Kami satu Fakultas Ekonomi, hanya berbeda jurusan, Akuntansi dan Manajemen. Artinya kami akan bisa bertemu lebih banyak. Mungkin bisa berkenalan suatu saat nanti kalau aku punya keberanian untuk menyapa. And I do. Kemudian dia pergi keluar dan itulah saat pertama aku melihatnya. Disambung nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung