Selasa, 25 Februari 2020

Kenyataan Setelah Bekerja -A Story

Kenyataan setelah bekerja
Bekerja adalah kewajiban semua orang, setidaknya itu yang aku percayai. Semua orang ingin dan harus bekerja untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kita hidup di dunia material, ini bukan berbicara tentang uang atau istilah nya matre saja, tapi kita memerlukan benda benda lain untuk hidup. We need things to survive.

Hidup tidak memberikan sesuatu secara cuma cuma, kita harus mendapatkannya. Ya mungkin ada memang orang yang tidak perlu bekerja untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, tapi itu tidak berlaku secara umum dan sangat kecil kemungkinan orang bisa mengalaminya. Jadi itu tidak dihitung.

Sewaktu anak anak sampai dengan remaja, setidaknya selama masa sekolah sampai mahasiswa, normalnya kita tidak begitu memikirkan tentang hidup dan biaya hidup terlalu berat. Ada orang tua yang menyediakan semua kebutuhan kita, setidaknya itu yang ada di hidupku.

Memang sekali waktu aku harus bekerja untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, tapi melihat teman teman yang lain, mereka tidak perlu melakukannya. It's already provided for them. Tapi walau bagiamana kalau aku meminta sesuatu, itu akan ada jika itu memang keperluan. Entah bagaimana, orang tuaku akan menyediakannya. Kalu melihat itu sekarang, rasanya menakjubkan mengingat kami tidak punya banyak waktu itu. Bukan orang yang punya pendapatan tetap setiap bulan, hanya petani biasa di sebuah desa kecil.

Aku sebenarnya tidak meinta banyak seingatku, bukan karena aku tidak ingin, tetapi karena aku menyadari hidup kami tidak mudah dan aku tidak ingin nenambah ketidak mudahannya. Jadi ya, aku mencukupkan dengan apa yang diberikan padaku. Dahulu itu sudah cukup kok, and I has quite nice childhood. Lagi pula kami hidup di desa yang cukup jahuh dari kermaian, jadi idak banyak juga yang bisa dilakukan.

Sewaktu sekolah aku bukan anak yang pintar, aku tidak pernah dapat juara kelas, bukan juga yang termasuk suka berloahraga. Damn I don't do anything. Tapi beruntungnya aku selalu berhasil masuk ke sekolah dan universitas yang termasuk bagus di Provinsi. i'm so lucky. Tapi intinya aku ini bukan siapa siapa, dan sepertinya tidak berniat menjadi siapa siapa, kekurangan inspirasi atau passion. Dimana aku bisa memperbaiki sikap ini ya, hidup jadi kurang menyenangkan kalau terus seperti ini. Anyway, aku berhasil lulus SMA dan Universitas dengan cukup baik.

Keinginan untuk hidup mandiri datang sewaktu jadi mahasiswa. Memang enak jadi mahasiswa, itu saat paling bebas rasanya. Saat itu rasanya berbeda ketika berada di usia yang punya banyak energi dengan lebih sedikit tanggung jawab. Karena menurut hukum masih termasuk dibawah umur, tapi kita sudah boleh melakukan banyak hal seperti orang dewasa. Selagi itu, mungkin baiknya lakukanlah banyak hal yang menarik just for fun, selama itu tidak merugikan siapapun.

Sewaktu jadi mahasiswa rasanya hidup setelahnya akan sangat menyenangkan. Waktu itu aku bisa pergi ke tempat tempat yang asik bersama teman teman dengan biaya yang seadanya. Aku membayangkan bagaimana akan asiknya kalau nanti kami sudah lulus dan perji jalan jalan dengan modal yang cukup. Pasti lebih menyenangkan. But I tell you, nyatanya tidak seperti itu.

Setelah lulus dan mulai bekerja, kenyataan akan mengucapkan salam kepadamu. Welcome to the real worls, I am Life we'll see each other much. Begitulah, setelah lulus akan sulit untuk sekedar pergi jalan jalan. Jadi kalau ada kesempatan untuk pergi, pergilah segera, kesempatan itu tidak akan terulang lagi. Tapi kalau bisa jangan sampai berhutang untuk itu ya, akan ada penyesalan kalau seperti itu.

Sewaktu jadi mahasiswa juga, dengan uang saku yang terbatas cenderung sedikit, aku isa hidup dengan cukup baik. Ya aku tinggal di rumah tanteku sih, jadi soal makanan pokok tidak terlalu dipikirkan. Tapi aku juga tidak mendapatkan banyak, hanya setengah dari rata rata uang bulanan teman temanku yang kos. Kalau teman yang tidak kos, sepertinya kebanyakan mereka dapat pendanaan yang tidak terbatas. Walaupun ada juga yang sangat terbatas, aku tau sendiri karena ada teman yang seperti itu. Aku membayangkan, kalau nanti sudah bekerja dan punya uang sendiri, hidup akan jauh lebih enak. It's not likely if your first job is minimum wages.

Setelah bekerja, akhirnya aku berkenalan dengan hidup. Itu tidak menjadi semakin mudah sama sekali. Ya, aku jadi punya uang sendiri dan akhirnya bisa berhenti minta dari orang tua, tapi waktu untuk menikmati hidup menjadi sangat jauh berkurang. Karena aku bekerja di pekerjaan pada umumnya, di kantor dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Keadaan itu sama sekali bukan hidup yang aku bayangkan sewaktu masih jadi mahasiswa dulu. Dulu aku berfikir bisa pergi sesekali ke tempat yang menyenangkan, makan apa saja yang aku mau, dan membeli barang barang yang aku mau, Hidup material.

Kenyataannya, setelah hidup sendiri, akan banyak sekali biaya yang harus dibayar. Mulai dari biaya sewa tempat tinggal, tagihan tagian seperti listrik, air, pulsa telepon, ransportasi. Dan dengan gaji minimum, itu hanya akan cukup untuk mebayar semua itu plus makan sederhana selama satu bulan. Jika beruntung dan tidak kebanyakan jajan. Ya, itu kenyataan kalau kamu hidup di gaji minimum, you trap. 

Jadi sudah bekerja dari Senin sampai denga Jumat, dan terkadang hari Sabtu sepanjang hari. Just not enough time for yourself anymore. Hari Minggu akan diisi dengan istirahat untuk memulai lagi hari kerja yang melelahan. It's not confortable way of life, but it is what it is. Begitulah.

Tapi walau bagaimanapun, hiduplah dengan baik. Berbahagialah dengan apa yang hidup berikan kepadamu sekarang. Apalagi kalau masih sehat, punya pekerjaan yang bisa membayar semua pengeluaran dan syukur kalau bisa ada yang ditabung. Lebih bersyukut lagi kalau punya pasangan atau pacar yang bisa diajak jalan. Kalu seperti itu, Life is still kind to you. Not fucking you, yet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung