Rabu, 05 Agustus 2020

Ghosting -A Story

Ghosting. Hey.. don’t do it Please.

Sepertinya ghosting ini jadi fenomena yang umum terjadi belakanagn ini. Ghosting itu saat seseorang secara tiba-tiba menghilang dari jalan kehidupanmu. Menarik diri dan komunikasi, kita tidak lagi bisa berbicara dengannya. Sebenarnya orangnya masih ada, they just not around anymore.

Ditambah lagi memang keadaan manusia sekarang ini kebanyakan bersifat egois. Dari yang masih remaja sampai yang sudah tua begitu. Entitled morons, and spoiled kids. Tidak semua orang begitu, tapi banyak yang begitu.


Kenapa orang melakukan Ghosting ini ya?

Official answer, hanya orang itu dan Tuhan yang tau alasannya. Alasan lainnya mungkin kadang Tuhan juga bingung ya kenapa hambanya itu melakukan hal tersebut, berikut orang yang melakukannya. Entah lah, kadang kan manusia ini bisa melakukan sesuatu tanpa alasan ya, Just do it.

Ghosting ini memang lebih mudah dilakukan untuk diri sendiri. Karena menjelaskan sesuatu ini, apalagi soal hubungan dan perasaan, bukan sesuatu yang selalu mudah. Jadi untuk skip dramanya, baguslah menghilang saja langsung. Jadi tidak perlu berurusan dengan penjelasan, pertanyaan, dan menjawab pertanyaan itu.

Ditinggalkan itu bukan hal yang menyenangkan. Orang yang ditinggalkan ini akan berfikir dan bertanya-tanya kenapa? Apa yang salah ya? Kenapa dan kenapa tanpa pernah akan tahu jawabannya. Kalau orangnya bersifat cenderung cuek, mungkin pengaruhnya tidak akan lama dan berdampak terlalau buruk. Tidak masalah. Tapi untuk sebagian orang lainnya, yang tidak bisa menangani dengan baik, ini akan menjadi masalah. Bisa samapi depresi lho, bahaya.

Tapi ya, menurut orang-orang yang tahu, Ghosting ini bukan perilaku yang baik. Aku pribadi mengannggapnya bukan sesuatu yang baik untuk dilakukan. Itu menyebabkan rasa sakit, atau setidaknya tidak enak, di hati. Membuat orang yang ditinggalkan bertanya-tanya tanpa tahu jawabannya, sedikit petunjuk juga nggak ada. That’s a mess up feeling.

Cerita sedikit, karena disini kan aku cuman mau cerita ya. Seringnya memang tidak jelas, ngalor-ngidul dan nggak ada poinnya. Heheh..

Di Kota Surabaya ini aku sudah tinggal beberapa lama ya. Awalnya aku memang tidak memiliki niat untuk mencari teman disini. Ini bukan hal baik, jangan dilakukan. Carilah teman dimanapun kita berada. Ada memang nemu beberapa si, cuman seperti aku, meraka bukan warga lokal. Jadi meraka semua datang dan pergi dengan cepat, entah itu pindah penempatan kerja, atau memutuskan untuk memang pulang kampung untuk memulai sesuatu disana.

Bukan itu yang mau diceritakan si, karena tidak begitu ingat juga. Hanya pengalaman baru-baru ini saja. I felt Ghosted. Aku sekarang kan sedang dalam percobaan mencari teman. Pakai aplikasi dong, karena bagiamana lagi aku bisa ketemu orang random.

Well, sebenarnya nggak sedeket itu si memang. Tapi semua orang yang aku chat lewat online di dunia maya ini, setelah beberapa saat, month, enjoy chatting. Tiba-tiba saja mereka tidak lagi membalas cahtnya. Mungkin aku juga terlalu lama untuk minta nomor telfonya si jadi tidak bisa kontakan yang lain, entahlah.

Iya mungkin ini bukan ghosting yang beneran si ya, karena kebanyakan belum pernah berjumpa. Tapi beberapa yang pernah berjumpa juga berakhir sama. I don’t know why, I can’t find an answer. So I never survive after ferst meetup, a date. Tidak ada yang kedua untukku. Sayangnya begitu, dan aku tidak tahu alasannya kenapa. Tidak bisa bertanya juga karena they just left, not return my call and text. So I stop bother after some attempt and just letting it go.

Jadi, untuk orang-orang, sebaiknya berhentilah berbuat seperti ini. Ghosting memang lebih enak buatmu, tapi cobalah untuk menghargai perasaan orang lain. Cobalah untuk berkata sejujurnya, semua akan sakit rasanya memang. Tapi kalau kita tau sakitnya karena apa, memgobati dan pemulihannyanya juga akan lebih mudah.

Perkataan sederhana seperti, “Aku tidak merasa kita bisa berteman dengan baik, udah sampai disini aja ya.” Atau “I can’t do this, take care.” Tidak usah minta maaf karena tidak ada yang salah. Begitu lebih baik. Setidaknya ada kalimat penutup perpisahan, tidak menghilang begit saja.

You, Ghosting. Hey.. don’t do it Please.

Iya kita ini bebas, tapi bukan karena kita bebas, kitab oleh melakukannya begitu saja.

Untuk Ghostee, jangan terlalau lama dipikirkan. Yang sudah biarlah sudah dan marilah move on untuk jalan hidup berikutnya. Lewat-lewat aja kalau ada yang nggak enak begini.

Aku pernah tidak ya Ghosting orang? Sepertinya si tidak pernah, kalaupun pernah itu tidak disengaja. Lagi pula hey, aku tidak kenal banyak orang juga kan. Dan kedepannya aku tidak akan melakukannya. Promise.

Dan lagi, untuk orang yang pernah aku temui. Kalian berani banget sudah mau ketemu dengan orang asing random yang datang entah dari mana. You guys so brave. Cool.


Pengunjung