Senin, 18 Januari 2021

How to be happy. People suffering every day.

How to be happy. People suffering every day.

 

Suatu waktu ada orang yang bertanya, Dan apa si yang membuatmu bahagia?

Responku waktu itu, tidak ada respon. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dan beberapa saat setelahnya, yang aku fikirkan untuk jawabannya adalah. Well I wish I know what make me happy, so I could go persue it. Aku harap aku tau apa yang membuatku Bahagia, supaya aku bisa mengejarnya.

Jawaban yang absurd, messed up. Tapi entah hanya aku, atau ada orang lain diluar sana yang merasa sama denganku. Untuk jawaban itu. Merasa tidak berada ditempat yang seharusnya, tapi tidak tau juga harus berada dimana.

Yang aku tau, orang itu kesusahan setiap hari. Mungkin tidak semua, I don’t really know. Tapi pasti banyak yang kesusahan setiap hari. Apakah mereka tidak Bahagia?

Atau orang yang kesusahan itu tetap merasa Bahagia saja? Regardless.

Aku suka naik motor berkeliling nowhere, just wandering around. Banyak sekali manusia ini ternyata. Ada jalan yang sangat ramai, tapi ada juga jalan yang sepi. Walaupun jumlah tokonya kurang lebih sama.

Ini yang aku lihat. Sekitaran kota Gresik 08.00 PM -

Ada penjual dvd bajakan yang banyak sekali setoknya. That lady memutar lagu dengan cukup kencang, mungkin dia yang membuat suasana disana lebih meriah dari yang seharusnya. Aku tidak tau apakah sekarang masih ada orang yang membeli dvd begitu. Karena semua sudah digital online. Tapi dia masih disana.

Ada penjual gorengan, martabak, terang bulan dan roti goreng. Penjual gorengan punya sedikit stok jualannya. Sepertinya banyak orang disana yang suka makan gorengan. I do like it. Tapi aku perlu sedikit hati-hati karena tenggorokan sensitive bisa mudah meradang. Normalnya aku akan beli ditempat yang aku tau aku tidak akan sakit setelahnya. I have two regular places.

Pejual martabak, terang bulan banyak kerumunan orang yang mengantri. Bussines is good I supposed. Yang agak terlihat tidak tersenyum itu penjual roti goreng. Dagangannya masih lumayan banyak, dan dia hanya duduk sambal menunduk ke smartphonenya. Entah apa yang dilihatnya sembari menunggu pembeli untuk dagangannya. Is that man happy?

Lalu agak jauh dari kerumunan itu, ada penjual bacan dan makanan lainnya yang dibungkus menggunakan daun pisang. Masih banyak sekali dagangannya, dia duduk sembari memandangi jalanan. Mungkin dia ibu dari anak kecil yang sedang entah melakukan apa di hari yang menjelang malam. Mungkin merasa Bahagia atau baik-baik saja, normal, karena kalau akau anak kecilnya itu yang akan aku rasakan. If that lady was my mum, is she happy?

Aku tidak beli bacannya, karena sekitar 50meter across the street ada penjual jagung rebus yang aku suka. Dia sedang menata jagunggnya di panci besar untuk menjaganya tetap hangat. Aku beli 2 dan itu untuk makan malamku. Not my best idea, karena malamnya lapar lagi. Untung ada some cassava chips with surprise flavours. Penjualnya lagi murah senyum malam itu, mungkin dia sedang mengalami hari yang baik. Probably he is happy.

Jauh dari sana ada penjual keripik singkong rasa manis dan asin yang dicampurkan. You just can’t chose what flavour you’ll get. Its an surprise. 10k untuk seperempat kilogram, I bought often. Penjualnya elderly man yang aku jarang sekali mendengar suaranya. Terahir aku ingat adalah beberapa tahun lalu waktu pertama kali aku membeli disana. Dan tentu aku tidak ingat bagaimana rupa suaranya. He is so old I supposed, dan setiap aku bialang terimakasih dia tidak pernah bilang sama-sama atau iya, Cuma mengangguk. Is he happy?

Ini cerita keliling jalan dan dengan judul yang entahlah juga.

Jadi bagaimana untuk bisa bahagia ya? Entahlah, aku tidak tau.

Tapi, apakah hidup ini harus Bahagia? Is life supposed to be happy?

I don’t know.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung