Rabu, 20 Januari 2021

Kantong Belanja

Mungkin sudah sekitar dua tahunan ini kalau belanja sebisa mungkin membawa kantong belanja sendiri. Ke minimarket atau toko grosir untuk kebutuhan sebulan, aku biasakan untuk membawa kantong belanjaan sendiri.

Kecuali kalau aku beli sayuran, aku tidak membawa. Karena mungkin kotor ya, ada tanahnya. dan mungkin masih geratis juga. Tapi aku selalu minta plastic yang cukup besar untuk semuanya, masukin saja semuanya kesana. Seminimal mungkin.

Ceritanya ada di minimarket atau toko grosir kalau aku membawa kantong belanja sendiri. Terkadang, ada yang melihatku dengan tatapan yang cukup aneh. Dulu kasirnya juga seperti, orang ini nggak papa tah?

Heheh…

Ada satu embak-embak cantik yang belanja dan di kasir sebelah yang sepertinya memandang dengan curiga. Beneran deh dia cantik, rambutnya panjang dihiglight pirang (blonde). Pakai kaos hitam fit, jeans hitam juga fit. Badanya oke, not perfect but about close. Please it’s not necessary creapy, just honest opinion for short period of time looking.

Tapi ada yang melihat dengan biasa aja ya. Tapi aku mau tulis yang lucu aja itu.

Anyway,

Kenapa beberapa orang melihatnya dengan agak aneh ya? Kebiasaan bawa kantong belanja itu.

Kenapa juga aku harus repot-repot membawanya? Walau sebenarnya tidak serepot itu, tinggal dilipat dan dimasukkan ke tas kan.

Aku tanya itu ke temen, dan jawabannya. “Iya kamu aneh juga si. Ngapain repot-repot bawa, kan disana udah disediain.”

Bukan jawaban yang ingin aku dengar. Tapi bisa jadi iya juga si. Aneh. Mungkin nanti aku tanya yang lain, but most likely not adding this, at here.

Kemudian kenapa juga ya aku bawa begituan?

Well, mungkin karena aku peduli dengan lingkingan. Tidak mau menambah sampah? Tapi apa iya tindakan itu berdampak pada lingkungan si. Sepertinya si nggak juga. Nggak berarti.

Kalau melihat berita pencemaran sampah plastic di laut, memang akan membantu mengurangi ya?

Aku rasa si tidak juga.

Tapi yang pasti, aku bisa berhemat sekitar Rp 200 setiap kali belanja yang kalau kasirnya menungkinkan, bisa untuk donasi. Atau dapat permen untuk hiasan toples.

Sama seperti aku memilih untuk tidak memakai sedotan sewaktu aku minum, kalau pilihanya ada. Kasihan sama penyu yang entah bagaimana bisa masuk sedotan ke hidungnya. Aku pernah berjumpa gadis cantik yang beranggapan sama. Kami minum tanpa sedotan malam itu, amazing I supposed.

Tapi apa iya itu akan berdampak? Kemungkinan besar si tidak.


Menganai sampah plastic dan tambah sedotan tadi. Apakah kita sebagai manusia memang mau menguranginya ya?


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung