Memulai Kembali
Aku tau aku punya masalah. Masalahnya aku merasa terlalu takut untuk ditinggalkan dan merasa sendirian. Sebenarnya takut si tidak mengapa, tapi masalahnya rasa itu terlalu berlebihan. Aku tidak yakin benar kenapa aku harus merasakannya. Mungkin karena cerita masa kecilku atau karena memang semua orang yang aku kenal, yang aku anggap berharga dan perduli denganku, pada akhirnya semuanya pergi. My point of view.
Mungkin karena salahku juga si, terlalu menutup diri dan
tidak membiarkan orang mengenalku dengan benar. Kebanyakan hanya akan
mengenalku dari apa yang aku izinkan untuk diketahui saya. Dan banyak yang
tidak akan aku ceritakan juga.
Mungkin hanya sedikit sekali orang, atau sekarang sudah tidak
ada orang yang benar mengenalku. My bad.
Tapi sebenarnya juga hidupku ini tidak menarik. Tidak ada
juga yang bias aku ceritakan yang mungkin akan bisa menarik minat orang untuk
mendengarkannya. Bosan, cerita medioker dan semua orang juga mengalaminya. So I
though.
Sewaktu aku memutuskan untuk pergi bekerja di Kota Surabaya,
ada alasanku untuk memang pergi dari tempat yang aku tau ketempat yang aku sama
sekali asing. Untuk mengisolasi diri, aku tidak suka lagi bertemu dengan orang
untuk bercerita atau mendengarkan. And I no longer have You there, jadi untuk
apa lagi aku berada disana. Disisi lain, aku berharap akan banyak kerjaan
ditempat yang baru untuk mengisi waktu. Menenggelamkan diri dengan pekerjaan, hanya
pekerjaan.
It’s back fire.
Ternyata setelah beberapa lama aku di Surabaya, pekerjaan
yang aku harap menjadi penyelamat waktuku juga tidak banyak. It’s been hard
time. Tidak banyak yang bisa dilakukan. Dan setelah lama aku menutup diriku,
aku jadi lupa bagaimana caranya untuk berbicara dengan orang.
Aku suka melihat pemandangan alam, pergi jalan jalan. Tapi itu
semua aku lakukan dengan bangtuan smartphone. Aku tidak bersapa dengan orang
lain seperti yang orang normal akan lakukan saat jalan jalan. Aku hanya tidak
suka untuk sekedar bertanya, I think I rather lost.
Saat aku sudah merasa bosan dengan kesendirian, aku rasa akum
au mulai membiasakan diriku lagi untuk mengenal orang. Tapi waktu yang lama
sendiri membuat aku tidak tau bagaimana caranya untuk memulai pembicaraan kecil
dengan orang lain. I’m lost and I don’t really care what other said. Aku sadar
itu kacau, dan bagaimana bisa aku mau mencari teman tanpa pertama aku merasa
peduli dahulu?
Dulu ada waktunya aku bisa melakukan itu dengan sangat mudah,
untuk sekedar berkenalan dengan orang lain. Mencari teman, hanya sekedar teman
yang tidak dekat. Sekarang aku tidak bisa lagi.
Cerita beberapa waktu lalau di bulan Juli ini aku bertemu
dengan seseorang yang aku kenal melalui dunia maya. Aku mencari teman, mencoba.
She is a cool girl, dari apa yang dia ceritakan dan apa yang aku lihat di social
media. Dari perspektifku, aku punya hari yang menyenangkan. Kami mengobrol sambal
makan ice cream dan nongkrong di caffee.
Kami mulai ngobrol sambal makan ice cream dari jam 12 siang
sampai selesai di cafee jam 5 sore an. Akurasa itu cukup lama untuk mengobrol. Banyak
yang kami perbincangkan, kebanyakan hal hal masa lalu dan keluarga. We have a
goodbye peacefully, dia pulang naik grabnya dan aku naik sepeda motor. I was
hoped we’ll have second meeting so we can talk about now and tomorrow. Dalam
fikiranku, walaupun she way out of my league, it’s would be nice if I can be
friend with her. A cool girl with a lot of friend, a nice way to go. Aku kira
si begitu.
Tambahan cerita, aku rasanya terkena semacam panic attack
ringan sore hari setelahnya. Aku merasa ada yang salah dan aku merasa tidak
tenang. Kepalaku rasanya berat dan berputar dan sama sekali tidak nyaman waktu rebahan.
I don’t know why, but I just know I blow it up. It’s over, she left even before
she come. Semua orang akan meninggalkanmu, according to my brain.
Ternyata iya benar begitu adanya. She ghosted me after that.
Not pick up my call or reply my message. And not even read that. Silly me.
But it’s oke. Aku anggap itu waktu yang baik, terimakasih ya
kamu yang sudah mau meluangkan waktu untuk bertemu dengan orang asing yang datang
dari jauh entah dari mana ini. Datang ke kotamu untuk mencari hidup. Hehe..
I will try again.
Mungkin yang kesekian nanti akan lebih baik, atau tidak juga
tidak mengapa. Namanya ber ikhtiar. Aku tetap akan mencoba lagi, walupun sejujur
benarnya itu melelahkan. Dan mungkin berbahaya juga bertemu dengan orang asing
si ya. Tapi ada sisi baiknya, I was happier and not have weird feeling after.
Memulai kembali memang tidak mudah, tapi tidak ada alasan untuk tidak memulai kembali.