How to be happy. People suffering every day.
Suatu waktu ada orang yang bertanya, Dan apa si yang membuatmu bahagia?
Responku waktu itu, tidak ada respon. Aku tidak bisa
menjawab pertanyaan itu. Dan beberapa saat setelahnya, yang aku fikirkan untuk
jawabannya adalah. Well I wish I know what make me happy, so I could go persue
it. Aku harap aku tau apa yang membuatku Bahagia, supaya aku bisa mengejarnya.
Jawaban yang absurd, messed up. Tapi entah hanya aku, atau
ada orang lain diluar sana yang merasa sama denganku. Untuk jawaban itu. Merasa
tidak berada ditempat yang seharusnya, tapi tidak tau juga harus berada dimana.
Yang aku tau, orang itu kesusahan setiap hari. Mungkin tidak
semua, I don’t really know. Tapi pasti banyak yang kesusahan setiap hari. Apakah
mereka tidak Bahagia?
Atau orang yang kesusahan itu tetap merasa Bahagia saja? Regardless.
Aku suka naik motor berkeliling nowhere, just wandering
around. Banyak sekali manusia ini ternyata. Ada jalan yang sangat ramai, tapi ada
juga jalan yang sepi. Walaupun jumlah tokonya kurang lebih sama.
Ini yang aku lihat. Sekitaran kota Gresik 08.00 PM -
Ada penjual dvd bajakan yang banyak sekali setoknya. That
lady memutar lagu dengan cukup kencang, mungkin dia yang membuat suasana disana
lebih meriah dari yang seharusnya. Aku tidak tau apakah sekarang masih ada
orang yang membeli dvd begitu. Karena semua sudah digital online. Tapi dia masih
disana.
Ada penjual gorengan, martabak, terang bulan dan roti
goreng. Penjual gorengan punya sedikit stok jualannya. Sepertinya banyak orang disana
yang suka makan gorengan. I do like it. Tapi aku perlu sedikit hati-hati karena
tenggorokan sensitive bisa mudah meradang. Normalnya aku akan beli ditempat
yang aku tau aku tidak akan sakit setelahnya. I have two regular places.
Pejual martabak, terang bulan banyak kerumunan orang yang
mengantri. Bussines is good I supposed. Yang agak terlihat tidak tersenyum itu
penjual roti goreng. Dagangannya masih lumayan banyak, dan dia hanya duduk sambal
menunduk ke smartphonenya. Entah apa yang dilihatnya sembari menunggu pembeli
untuk dagangannya. Is that man happy?
Lalu agak jauh dari kerumunan itu, ada penjual bacan dan
makanan lainnya yang dibungkus menggunakan daun pisang. Masih banyak sekali
dagangannya, dia duduk sembari memandangi jalanan. Mungkin dia ibu dari anak
kecil yang sedang entah melakukan apa di hari yang menjelang malam. Mungkin merasa
Bahagia atau baik-baik saja, normal, karena kalau akau anak kecilnya itu yang akan
aku rasakan. If that lady was my mum, is she happy?
Aku tidak beli bacannya, karena sekitar 50meter across the
street ada penjual jagung rebus yang aku suka. Dia sedang menata jagunggnya di panci
besar untuk menjaganya tetap hangat. Aku beli 2 dan itu untuk makan malamku. Not
my best idea, karena malamnya lapar lagi. Untung ada some cassava chips with
surprise flavours. Penjualnya lagi murah senyum malam itu, mungkin dia sedang
mengalami hari yang baik. Probably he is happy.
Jauh dari sana ada penjual keripik singkong rasa manis dan
asin yang dicampurkan. You just can’t chose what flavour you’ll get. Its an
surprise. 10k untuk seperempat kilogram, I bought often. Penjualnya elderly man
yang aku jarang sekali mendengar suaranya. Terahir aku ingat adalah beberapa
tahun lalu waktu pertama kali aku membeli disana. Dan tentu aku tidak ingat
bagaimana rupa suaranya. He is so old I supposed, dan setiap aku bialang
terimakasih dia tidak pernah bilang sama-sama atau iya, Cuma mengangguk. Is he
happy?
Ini cerita keliling jalan dan dengan judul yang entahlah
juga.
Jadi bagaimana untuk bisa bahagia ya? Entahlah, aku tidak
tau.
Tapi, apakah hidup ini harus Bahagia? Is life supposed to be
happy?
I don’t know.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar